
Antara Cinta & Kebahagiaan
Di
era globalisasi ini, semua informasi berkembang lebih cepat dengan adanya
bantuan teknologi, seperti halnya Smartphone. Banyak informasi di peroleh
melalui internet, yang di abad 20 ini berkembang sangat pesat. Dengan berkembangnya
informasi yang lebih aktual, banyak membuat dampak psikis bagi yang
mengkonsumsinya. Sesuatu yang awalnya menjadi fitrah manusia, kemudian
terkontaminasi virus yang diakibatkan karena dampak dari proses globalisasi
tersebut. Diantara yang sering terjadi yaitu rasa cinta, banyak masyarakat
mengasumsikan bahwa pacaran merupakan wujud dari rasa cinta itu sendiri. Yang
lebih parahnya lagi banyak remaja yang terjebak karena rasa cinta itu, sehingga
mengakibatkan tindakan yang tidak terpuji. Misalnya, bunuh diri, pemerkosaan,
dan membunuh kekasihnya dengan alasan karena sakit hati karena cinta.
Cinta itu sendiri merupakan sesuatu yang fitrah, yang
setiap manusia memilikinya. Karena dengan rasa cinta itu, manusia bisa saling
terikat batinnya. Sehingga dapat memicu tindakan yang maslahat bagi sesama. Ada
sedikit tanggapan dari mahasiswa mengenai apa itu definisi dari cinta. Cinta
merupakan sebuah perasaan yang terdapat di dalam hati seseorang, dan akan
merasa bergetar hatinya apabila didekatnya atau sekedar mendengar namanya
sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan terhadapnya.
Menurut
Rabi’ah Al-‘Adawiyah cinta adalah ungkapan kerinduan dan
gambaran perasaan yang terdalam. Siapa yang merasakannya, niscaya akan
mengenalinya. Namun, siapa yang mencoba untuk menyifatinya, pasti akan
gagal. Sedangkan menurut Abraham
Maslow menyatakan jika cinta merupakan proses aktualisasi diri yang mana
dapat membuat orang melahirkan beragam tindakan-tindakan yang kreatif dan
produktif. Dengan adanya cinta, maka seseorang akan mendapatkan kebahagiaan
jika mampu membahagiakan orang lain yang dicintainya.
Sesuai
dengan uraian tersebut diatas, cinta
dapat diartikan sebagai sebuah ungkapan kerinduan dan perasaan yang terdalam
yang dapat membuat seseorang melakukan tindakan yang kreatif dan produktif
sehingga dapat membuat seseorang itu merasakan bahagia jika mampu membahagiakan
yang dicintainya.
Dalam ungkapan diatas, cinta adalah
salah satu faktor yang dapat membuat seseorang merasakan bahagia. Tapi cinta
yang seperti apa, yang membuat orang bahagia? Apakah cinta seperti orang
pacaran. Sampai ada istilah cinta monyet dan cinta lokasi. Itu hanyalah cinta
sesaat, yang dapat membuat seseorang merasa gundah ketika tidak bersama orang
yang dicintainya.
Kecintaan yang benar mempunyai
konsekuensi bagi orang yang mencintai untuk mengikuti orang yang dicintai.
Mengikuti semua apa yang disenangi, baik ucapan, perbuatan, maupun keyakinan.
Barang siapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan benar, maka Allah akan
menjadikannya mencintai apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Ini semua
terefleksi dalam perilakunya.
Allah swt. Berfirman, “Katakanlah, ‘Jika kamu [benar-benar]
mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu. “Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imraan :
31).
Cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya
merupakan cinta yang haqiqi. Yang dapat membuat hati seseorang bahagia, karena
ketenangan adalah salah satu kebahagiaan jiwa.
Berbicara mengenai bahagia, ada
beberapa kunci dari kebahagiaan itu sendiri, diantaranya:
1) Hati yang selalu bersyukur
1) Hati yang selalu bersyukur
Syukur adalah pujian bagi orang yang telah memberikan
kebaikan. Rasa syukur akan menunjukan adanya nikmat yang diberikan Allah atas
dirinya. Syukur dirasakan dalam hati dan diwujudkan dalam sebuah tindakan yang
berupa banyak beribadah kepada Allah.
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali kali bukanlah
dia termasuk orang orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat
Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang
lurus.“ (Q.S. An Nahl: 120-212)
2) Pasangan hidup yang sholehah
Jomblo atau single itu
terkadang dapat menjadi dilema. Tapi jomblo dan single itu berbeda lho! Kalau
jomblo itu nasib, tapi kalau single itu prinsip. Hehehe. Siapa sih didunia ini
yang tidak mau memiliki pasangan hidup yang sholehah?
Coba bercerminlah anda, sudahkah anda sholeh?
Jika belum, perbaikilah terlebih dahulu diri anda. Karena pasangan hidup yang
sholehah adalah cerminan diri sendiri.
“Wanita wanita yang keji adalah untuk laki laki yang
keji, laki laki yang keji untuk wanita yang keji pula. Wanita yang baik untuk
laki laki yang baik dan laki laki yang baik untuk wanita yang baik
pula…” (Q.S. An Nuur: 26)
3) Memperoleh harta yang halal
Harta yang diperoleh dengan cara
yang halal akan menjadi awet dan berkah untuk masuk ke badan kita, tapi kalau
harta tersebut diperoleh dari cara yang tidak halal maka siap siap saja harta
itu dicabut dengan mudahnya.
Seorang ayah berkewajiban menafkahi istri dan anak
anaknya dengan harta yang halal. Keluarga yang diberi makan dari rejeki yang
halal mereka akan tumbuh dengan baik, tapi jika harta haram yang masuk maka
bisa saja kehidupan menjadi tidak harmonis dan sering terjadi pertengkaran.
“Dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertawakalah kepada
Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (Q.S. Al Maidah: 88)
4) Umur Yang
Barakah
Salah satu takdir yang tidak bisa
dihindari yaitu kematian. Allah sudah menetapkan tanggal kematian masing-masing
orang jadi tidak ada yang bisa sembunyi dari kematian.
Umur seseorang tidak ada yang tau, tapi alangkah
baiknya jika umur yang jumlahnya tersembunyi itu dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin hingga tidak menyesal saat waktu sudah habis.
“Allah
menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu, dan diantara ada yang dikembalikan
kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Maha
Kuasa.” (Q.S. An Nahl: 16, 70)
5) Anak dan keturunan yang sholeh
Siapa yang tidak bahagia
kalau memiliki anak yang sholeh??
Setiap orang
tua menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang sholeh dan juga berbakti pada
orang tua.
Salah satu
amal jariyah yang tidak putus amalnya walaupun orang tersebut sudah meninggal
yaitu anak yang sholeh. Kenapa? Karena anak yang sholeh nanti bisa diharapkan
untuk mendoakan kedua orang tuanya. Siapa yang untung? Jelas orang tua lah yang
beruntung.
Anak adalah
aset yang paling berharga, tapi ada juga anak yang membangkang orang tua. Penyebab anak melawan orang tua harus
diketahui betul, mungkin saja dia membangkang bukan salah dirinya sendiri. Yukk
berdoa supaya punya anak yang sholeh,
“Yaa Robb kami, anugerahkanlah kepada kami, istri
istri kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah
kami imam bagi orang orang yang bertakwa.” (Q.S. Al Furqon; 74)
6) Tidak tamak dunia dan selalu
siap mati
Apa itu tamak? Tamak adalah sifat
kebendaan atau sifat ingin memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini. Sifat
rakus ini tidak akan ada habisnya sehingga tidak akan membuat orang menjadi bahagia,
dia akan diburu nafsu untuk memenuhi segalanya.
Janganlah tamak, karena itu kunci kebahagiaan menurut
Islam. Ketamakan itu hanya akan membuat hati menjadi tersiksa merasa kurang dan
kurang terus menerus. Cobalah bersyukur dengan yang dimiliki. Berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya pada Allah semata.
“Tidaklah dua
ekor srigala yang lapar dikirimkan pada seekor kambing itu lebih berbahaya dari
pada tamaknya seseorang pada harta dan kedudukan dalam membahayakan agamanya.” (H.R.
At Tirmidzi)
7) Bersahabat dengan orang sholeh
Kunci kebahagiaan menurut Islam yang terakhir dibahas
disini yaitu ketika seseorang berteman dan memiliki sahabat yang sholeh.
Melihat sahabatnya saja sudah mengingatkan
diri akan agama, mendengar tutur katanya yang menasehati dan lembut
sehingga hati menjadi luluh dan mengingat akan Allah.
Bersyukurlah ketika memiliki sahabat yang seperti itu,
bukan malah sahabat yang selalu mengajak berfoya foya dengan kesenangan
duniawi. Teman sangat berpengaruh pada kualitas iman yaa, iman bisa naik karena
teman, iman pun bisa turun karena pengaruh teman.
“Seseorang yang berteman dengan orang sholeh dan orang
yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi.
Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya
atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau
tidak mendapati badan dan pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat
baunya yang tidak enak.” (H.R. Bukhari dan Abu Musa)
Allah
Maha Membolak balikkan hati hambanya, dikala gelisah dan gundah. Dan hanya
kepada-Nya lah tempat berserah diri. Sehingga ketenangan hati didapatkan ketika
mengingat-Nya. Cinta sesungguhnya bukanlah hanya mencintai makhluknya, tetapi
cinta yang haqiqi adalah cinta kepada Allah dan Rasul-nya. Cinta terhadap
makhluknya seharusnya dapat membuatnya lebih mendekatkan hati kepada sang
khalik, itulah yang dinamakan cinta karena Allah.
Sedangkan kebahagiaan cinta itu didapatkan
dengan ilmu, “Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu. Barangsiapa
yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang
menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu.”
Cintailah seseorang itu dengan sekedarnya, dan cintailah
Allah dan rasul-Nya dengan segenap kesungguhanmu. Karena itulah sumber
kebahagiaan dalam menjalani kehidupan yang penuh lika-liku ini.
Penulis : Imam Kurniawan

0 komentar:
Posting Komentar